PERBAN GITA MAU KE BANGKAL

PERBAN GITA MAU KE BANGKAL (PERBAikaN GIzi dengan pemanfaaTAN dan ModifikAsi menU KE Bahan paNGan loKAL)

Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada saat periode kritis dari proses tumbuh dan kembang mulai janin, dimana hasil pengukuran panjang/tinggi badan menurut umur (TB/U atau PB/U) menunjukkan <-2 SD s.d. <-3 SD dari standar WHO (Permenkes RI, 2020). Stunting pada anak merupakan masalah yang cukup serius karena berkaitan dengan resiko terjadinya kesakitan di masa yang akan datang serta sulitnya untuk mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Berdasarkan hasil bulan timbang di wilayah Puskesmas Batumarmar pada bulan februari 2020 prevalensi stunting sebesar 18.6%, pada bulan agustus 2020 sebesar 10.3%, pada bulan februari 2021 sebesar 9.6%. setiap periode bulan timbang memang hasil yang didapat adalah penurunan angka stunting. Akan tetapi Puskesmas Batumarmar perlu mempertahankan angka tersebut maka diperlukan adanya praktek demo masak di posyandu untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan ibu hamil dan ibu balita dalam menciptakan atau memodifikasi makanan bersumber daya lokal (ikan laut) sehingga dapat menurunkan angka stunting. Maka dari itu Puskesmas Batumarmar menciptakan inovasi untuk perbaiakan gizi dengan pemanfaan dan modifikasi menu ke bahan pangan lokal.Kepala puskesmas menetapkan kebijakan tentang PERBAN GITA MAU KE BANGKAL (PERBAikaN GIzi dengan pemanfaaTAN dan ModifikAsi menU KE Bahan paNGan loKAL), kemudian kepala puskesmas menetapkan tim pelaksana PERBAN GITA MAU KE BANGKAL (PERBAikaN GIzi dengan pemanfaaTAN dan ModifikAsi menU KE Bahan paNGan loKAL) setelah terbentuk tim maka tim pelaksana melakukan koordinasi dengan kepala desa yang akan diadakan praktek demo masak (Bujur Tmur, Lesong Daya, Kapong dan Pangereman. Kepala desa menggerakkan perangkat desa untuk ikut serta melakukan penyebaran informasi tentang hari buka posyandu. Kepala desa mengumpulkan sasaran dari ibu hamil dan balita, kepala desa menggerakkan kader untuk ikut melakukan praktek demo masak. Kepala desa menghubungi tim pelaksana tentang jadwal kegiatan. Tim pelaksana melakukan persiapan pengadaan bahan makanan dan mempersiapkan alat masak untuk praktek demo masak di posyandu balita. Tim pelaksana datang ketempat kegiatan sesuai informasi dari kepala desa dengan membawa bahan dan alat yang diperlukan untuk praktek demo masak. Setelah sampai di posyandu kegiatan posyandu balita seperti pendaftaran, penimbangan dan pengukuran, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan dilaksanakan, kemudian ibu hamil dan ibu balita diminta untuk menyaksikan praktik demo masak yang dilaksakan oleh tim pelaksana. Tim pelaksana mempersiapkan bahan dan menjelaskan bahan apa saja yang digunakan untuk membuat makanan modifikasi dan juga takaran sesuai dengan resep. Tim mempraktekkan cara mengolah bahan pangan lokal. Setelah matang tim pelaksana membagikan hasil masakan dan contoh resep kepada ibu hamil dan ibu balita agar bisa di praktekkan di rumah. PERBAN GITA MAU KE BANGKAL (PERBAikaN GIzi dengan pemanfaaTAN dan ModifikAsi menU KE Bahan paNGan loKAL), ini mampu memberikan ide bagi Ibu Balita tentang Menu Camilan yang sehat dan bervarian. Akan tetapi tetap dengan tujuan nya yaitu mencegah stunting, sehingga menu yang di demo kan yaitu camilan Tinggi Protein.